Senin, 13 Maret 2017

Marketing Itu Penting

Semalam ketika membeli sate di salah satu warung lengganan.  Saya melihat ada seorang wanita yang sangat energik, berpotongan rambut pendek menggunakan jaket warna cream dan bercelana jeans. Dalam penglihatanku, tingkah laku dan gaya yang ia gunakan dalam berkata-kata tidak asing bagi saya sebagai mantan marketing, saya ini marketing amatiran.

Dengan diam-diam melihat perilakunya, Naluri intelijenku seperti radar menyala otomatis, pendengengaranku sama perhatianku tertuju pada percakapan kedua orang yang tepat di belakangku. dengan hati-hati aku perhatikan pembicaraanya sambil membenahi posisi duduku agar tidak mencurigakan mereka berdua. Telinga fokus pada pembicaraan bisnis mereka apa yang sedang tetjadi pada mereka berdua menjadi perhatian utamaku. Kemudian setelah tahu apa yang mereka bicarakan baru aku fokus pada pendengaran produk atau jasa apa yang mereka bicarakan.

Maklum pada tahun-tahun ini hampir seluruh kegiatan ekonomi mengalami penurunan hampir semua bidang. Melihat harga minyak bumi dan batu bara yang menjadi andalan negara tiba-tiba pasaran anjlok. Harga minyak goreng yang bersumber dari kelapa sawit mengalami fluktuasi harga yang tidak menentu. bahkan cabe dan jengkol juga ikut fluktuasi yang notabene tidak ada yang memperjualbelikan di bursa saham.

Melihat banyaknya PHK dan pensiun dini serta membludaknya jumlah pencari kerja baru, otomatis menambah beban negara dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini menyediakan lapangan pekerjaan.

Melihat dan memperhatikan sebagian para pencari kerja, pada umumnya mereka suka kerja kantoran. Bisa dibuktikan setiap ada penerimaan pegawai negeri sipil jumlah pelamar membludak. Antrean panjang berderet didepan loket pengambilan formulir.

Saya sangat terkesan dengan kegigihan seorang marketing yang menawarkan produknya hingga larut malam hari. Pikir saya mbak marketing ini pekerja keras, mulai pagi aku yakin dia sudah mulai bekerja dan pulang istirahat sebentar mandi ganti baju, berangkat kerja lagi.

Marketing memang pekerjaan yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dimana ada prospek disitu jiwa seorang marketing akan bekerja tidak akan kenal dimana tempat kapan waktunya asalkan yang bersangkutan berkenan meladeninya.

Marketing adalah pekerjaan yang sangat vital dalam Sebuah perusahaan. Seorang marketing bisa menghidupi hampir seluruh karyawan sebuah perusahaan. Jadi jangan dianggap enteng dan sepele profesi seorang marketing.

Nah biasanya pengumuman lowongan pekerjaan bidang marketing jarang diminati. Lebih-lebih tertulis salles marketing. Padahal kesuksesan seseorang diawali dari jiwa marketing yang selalu melihat segala sesuatunya dijadikan peluang. Tidak jarang seorang pengusaha berawal dari marketing. Oleh karenanya bila ingin meniti karier di perusahaan alangkah baiknya di mulai dari marketing.




Jumat, 03 Maret 2017

OPTIMALKAN PENAMPILAN DALAM JUALAN

Dalam istilah jawa disebutkan bahwa "aji ning rogo gumantung ing busono". Ternyata falsafah tersebut tidak kosong belaka makna yang kita dapatkan sangat relevan di dunia salles dan marketing  dalam meningkatkan penjualan. Penampilan dan Perfoma fisik seorang salles marketing sangat menentukan.

Biasa kita lihat seorang salles marketing berpakaian rapi, hal ini sebenarnya sangat wajar bila seorang salles atau juru jual punya keinginan meningkatkan penjualan. Dari cara berpakaian seseorang dapat dinilai apakah dia dalam kondisi prima atau dalam keadaan kejiwaan yang kurang setabil. Bila pakaian yang di kenakan seorang salles kurang rapi atau berpenampilan alakadarnya atau malah acak-acakan konsumen akan merasa enggan.

Penampilan merupakan persoalan mendasar bagi seorang juru jual. Ibarat seperti pepatah jawa yang disebutkan tadi diatas. Aji ning rogo gumantung ing busono yang artinya harga sebuah raga terletak pada busana. Tidak heran bila semua raja mayoritas memiliki baju kebesaran, hal ini dilakukan demi menjaga kewibawaan itu sendiri. Pakaian juga menandakan setatus pemakainya. Dalam ilmu teater bila seorang berpakaian ala kadarnya biasanya berperan pembantu, bisa seseorang itu berpakaian parlente atau serba necis dan wangi itu berperan sebagai juragan.

Nah dari paparan diatas tententunya kita sudah dapat pencerahan pentingnya penampilan bagi seseorang terlebih seorang salles marketing atau juru jual. Berpakaian atau berpenampilan sebenarnya tidak perlu mahal-mahal yang penting masuk setandart kerapian, kesopanan.

Penting juga bagi seorang salles marketing atau juru jual memperhatikan hal-hal diatas. Sebab penampilan dan pendapatan berbanding  lurus. seorang salles atau matketing akan mempunyai kepercayaan diri bila berpakaian yang nyentrik.

Kepercayaan diri dari seorang salles marketing nampak pada cara ia berpenampilan. Lihat saja seorang salles atau juru jual yang mengunakan jas,komplit dengan dasi dan warna celana serasi akan lebih berwibawa bila di banding berpakaian ala kadarnya saja. Perbedaan itu bila kita sandingkan akan sangat kentara antara yang memakai jas dan berpakaian biasa saja.

Memang tidak semua clossing penjualan disebabkan karena penampilan seorang salles marketing saja. Dan perfoma juga tidaj dipengaruhi oleh mahalnya pakaian. Namun pakaian sangat menandakan seseorang dan kepribadian.

Berjualan atau sallesman pada umumnya hanya memikirkan target-target penjualan namun tidak memperhatikan faktor-faktor suksesnya berjualan. Nah salah satu faktor suksesnya seorang sallesman atau juru jual adalah penampilan tadi. Penampilan tidak hanya fokus pada mahalnya pakaian akan tetapi perfoma yang ada di dalam jiwa.

Sallah seorang marketing akan nemilirkan hal-hal yang mendukung suksesnya penjualan. Diantaranya adalah seragam pakaian, kenapa hal ini menjadi perhatian dalam suksesnya berjualan?. Mari kita perhatikan keunggulan pakaian seragam dalam membantu suksesnya berjualan bagi sallesman.

Yang pertama yang sangat menyolok kelebihan serombongan salles yang berpakain seragam adalah menandakan kekompakan dan satu tujuan pikiran. Sekumpulan manusia bila di kasih seragam yang sama akan mudah mengatur dan menyatukan fikiran dan tujuan, itu salah satu keistimewaan salles berpakaian seragam.

Yang kedua yang bisa kita gali dari pakai seragam salles adalah adanya kekompakan, kekompakan akan sangat terlihat dengan seragam. Sebuah contoh barisan tentara yang melakukan parade, mereka berjalan dengan langkah yang indah, kompak, dan tidak ada rasa canggung dalam menapakan langkah kaki mengikuti alur irama barisan.

Kemudian keuntungan yang lebih adalah mudahnya terciptakanya brand. Bila anda seorang pengusaha yang membutuhkan brand dari produk anda, dalam memasarkan sangat efektif bila meberikan pakaian seragam seluruh salles lapangan karyawan anda. Hal ini jadi sangat efektif membangun brand produk dibanding memasang iklan disurat kabar dan baliho billbord di sepanjang jalan. Tentu lebih murah dan efisian, karena salles yang berseragam secara otomatis akan membangun brand produk anda.

Sebuah contoh keuntungan dari memberikan pakain seragam bagi seluruh karyawan sebuah perusahaan dagang adalah naiknya tingkat kepercayaan publik. Secara tidak langsung pesan yang disampaikan dengan pakaian seragam karyawan adalah makmurnya seluruh karyawan, karyawan merasa diperhatikan mulai dari pakaian sudah mendapat perhatian apalagi kesejahteraan, paling tidak pesan itu yang bisa digangkap oleh sebagian publik.




Rabu, 01 Maret 2017

SALLES MARKETING LILLAHI TA'ALA


Menyambung dari tulisan Kisah Marketing Kampung, kali ini saya akan coba menulis salah seorang anggota marketing kloter 3 yang bernama Solihun ( nama samaran ). Solihun ini dimata saya dan teman-teman sesama marketing tergolong orang yang langka. Secara kasat mata dia sama seperti kita pada dasarnya, namun dia sangat berbeda dalam hal bisnis yaitu dunia selles marketing. Dia punya cara yang sangat berbeda dengan orang-orang pada umumnya dalam hal pemasaran produk atau barang.

Solihun, mempunyai latar belakang agama yang kuat. Dia termasuk santri yang penurut pada waktu di pesantren. Pesantren Solihun terletak di desa, termasuk kategori pesantren salaf, pesantren yang mempelajari kitab-kitab kuning dan gundul. Dimana dalam pesantren itu tidak diajarkan ilmu-ilmu ketrampilan hidup, seperti beternak, bercocok tanam, apa lagi ilmu marketingan.

Sesama salles marketing keliling, Solihun termasuk the best marketing. Setiap keluar mencari orderan selalu closing dengan jumlah yang mengembirakan. Pada umumnya rombongan salles marketing keliling kloter 3 kelompoknya Solihun satu orang bisa menjual produk atau barang dagangan 1 biji dalam 3 hari bahkan ada yang satu bulan hanya mampu closing satu kali. Nah Solihun setiap hari closing satu biji bahkan 3 biji produk barang dagangan. Ini yang menarik saya untuk mengulasnya.

Teman-temen Solihun pada penasaran, bagaimana Sholihun cara berjualan, trik dan setrategi apa yang digunakan Solihun sehingga bisa setiap hari closing.

Pada dasarnya Solihun ini anak pemalu, sedikit bicara, bahkan jarang bicara kalo tidak penting. Di dunianya yang baru sebagai salles marketing keliling di tuntut pandai bicara, pandai menawarkan barang dan mempengaruhi calon konsumen supaya membeli produk. Sangat kontras dengan kepribadian Solihun yang pendiam.

Sepulang dari keliling menawarkan produk Solihun langsung laporan kepada leader yang telah di tunjuk perusahaan. Solihun melaporkan dua barang yang laku jual, ini prestasi yang luar biasa total produk yang dijualnya sudah mencapai lebih dari 30 biji dalam waktu dua minggu. Teman-teman Solihun hanya mampu menjual paling banyak 10 biji, sangat jauh dengan bila di banding Solihun.

 Setelah laporan Solihun langsung mandi dan seperti biasa menjelang magrib Solihun membaca Al qur'an sanpai azdan magrib berkumandang. Selepas magrib biasa pada ngobrol dan berbagi pengalaman cerita pekerjaan seharian. Namun Solihun sibuk dengan dunianya sendiri yaitu membaca Al qur'an samapai adzan iysa'.

Solihun menjadi bintang di kloter 3 karena prestasi jualanya. Teman-teman Sholihun pada curiga ilmu apa yang di pakai Solihun atau jimat apa yang dibawanya. Pada akhirnya Sarma, salah satu anggota kloter 3 punya keinginan berjualan bareng sama Solihun sekalian pingin belajar bersamanya. Solihun pun menolaknya, karena Solihun sendiri tidak tahu apa-apa tentang ilmu marketing. Tapi Sarma tetap memaksanya, akhirnya Solihun menyanggupinya dengan berat hati dan perasaan malu.

Pada esok harinya Solihun dan Sarma pun pergi berdua. Keluar rumah jalan kaki belum tahu daerah mana yang akan ditujunya. Sarma pun bertanya malah dijawab balik bertanya. Akhirnya Sarma ngikuti saja kemana Solihun mau menawarkan dan menjual produknya.

Ketemulah rumah yang lumayan, tidak begitu megah tapi mewah. Terlihat ada seseorang yang sedang menyiram tanaman dihalaman rumah. Solihun pun menyuruh Sarma untuk menyamperinya. Tapi Sarma tidak mau, niat Sarma pingin melihat cara Solihun menawarkan produk seperti apa carannya.

Tidak disangka oleh Sarma ternyata, Solihun tidak banyak bicara  dalam menawarkan produknya. Dia hanya menyodorkan buku katalok yang dibawa. Dalam buku itu sudah komplit rincian, spesifikasi dan harga serta cara pembayaranya. Solihun menyerahkan semua keputusan pada konsumenya. Paling kata yang keluar dari mulut Solihun hanya salam, menyampaikan buku katalog, bila konsumen bertanya atau menawar harganya Solihun hanya bilang " ya seperti di buku itu baik harga maupun barangnya, kalo mau ambil silahkan kalo tidak ya terima kasih".

Solihun tidak banyak mengumbar kata dalam berjualan, dia pemalu dan dia takut kalo banyak bicara malah keluar dari apa yang tertulis dibuku. Iya sangat lugu dan polos, mukanya juga tidak memelas, bahkan orang melihatnya saja pingin senyum karena melihat kepolosan dan keloguanya.

Jadi silahkan ambil sendiri hikmah dan pelajaran apa yang anda dapat dari kisah Solihun ini. Kalo saya simpulkan ya semua rezki tergantung pada Illahi.

 Pelajaran yang saya dapat dari kisah ini  adalah menawarkan produk denga ketulusan hati yang dibarengi dengan ketaatan kepada Ilahi lebih mumpuni dari pada kemampuan diri.






google-site-verification: google0a459c5ae92c6f5c.html

google-site-verification: google0a459c5ae92c6f5c.html